Aku tidak pernah berpikir kalau hidupku masih
bisa bernafas setelah kecelakaan tabrakan mobil yang membuatku koma
selama 1 bulan lamanya. Istriku Angel berkata padaku, bahwa Tuhan masih
sangat mencintaiku sehingga ia memberikan aku satu kehidupan baru dalam
hidupku. Selama proses pemulihan aku hanya bisa duduk terbaring di kursi
roda untuk melakukan aktifitas, sebagai anak
tunggal satu-satunya dalam keluargaku, ayah dan ibu sangat
mencintaiku.Hidupku terlahir dengan kekayaan berlimpah, istriku cantik
dan sejak kecil aku terbiasa dimanjakan sebagai anak orang kaya. Aku
bersekolah di Australia saat lulus dari SMA dari Jakarta, menjadi orang
kaya tidak membuatku dapat memiliki sahabat karena sifatku yang pendiam
terlebih kata ibu sejak kecil aku mempunyai jantung yang lemah. Tidak
heran mereka selalu mencemaskan keadaanku yang tidak pernah aku
pikirkan, lucunya aku baru tau jantungku membusuk saat kecelakaan itu
terjadi.
Aku duduk di teras rumahku yang menghadap ke laut Jawa
dan memilih tempat itu sebagai masa penyembuhan dan rehabitasiku.
Istriku sedang membuatkan aku segelas susu dan tanpa sengaja aku melihat
sebuah buku novel tergeletak di meja teras, mungkin saja istriku baru
membacanya dan menaruhnya disana. Aku membuka lembaran itu dan terselip
sebuah foto antara aku, istri dan seorang sahabat yang telah lupa dalam
ingatanku bernama Fernando.
Bukankah ini foto saat kami berada
di Australia, Fernando berkerja sebagai pelayan kafe dan saat itu aku,
istriku dan dia berfoto bersama saat berdiskusi. Istriku datang dan
menghampiriku sembari meletakkan segelas susu di meja.
“ Mengapa foto ini ada disini sayang?” tanyaku
Istriku terkejut, mungkin karena ia takut gambar itu membuat aku teringat masa lalu.
“ Maaf aku tidak sengaja menemukan novel itu dari kiriman pos seseorang
dan ketika membukanya terdapat foto kita semasa kuliah.”
Aku terdiam, istriku langsung seperti salah tingkah.
“ Ngomong-ngomong sekarang dimana Fernando, bukannya terakhir kita masih melihatnya saat bulan madu di Perth?”
anggap fotoku orangnya
Istriku terdiam, suara telepon tiba-tiba berdering dan dia langsung
meminta izin untuk mengangkat. Aku hanya bisa mengenang foto kenangan
itu, Fernando adalah sahabat pertama yang menjadi temanku saat aku
nyaris mati karena kedinginan terserang hujan deras, ia bukan laki-laki
beruntung seperti hidupku. Bahkan untuk menyambung hidupnya ia harus
bekerja sebagai pelayan restaurant, aku berterima kasih padanya karena
berkatnya aku masih bisa hidup sampai detik ini.
Berkatnya juga
aku bisa mengenal istri yang kucintai saat ini, persahabatan kami
baik-baik saja hingga sebuah tragedi terjadi dalam hidup kami. Suatu
ketika semua orang mempergunjing aku di kampus dan mengatakan aku seorang
gay karena terlalu dekat dengan Fernando. Terang saja aku marah, kami
normal dan dekat karena dialah satu-satunya sahabatku di Australia dan
aku bahkan rela menghajar orang-orang yang menjelek-jelekkan sahabatku
itu. Tapi pertanyaan itu terus menghantuiku, sebagian dari sahabatku
memang pernah berbisik kalau sahabatku itu gay tapi Angel tidak pernah
mengatakan begitu walaupun mereka sudah mengenal sebelum hadirnya aku.
Tapi hidup memang pahit, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, Fernando berciuman dengan
sesama pasangan gay-nya. Aku hancur dan malu memiliki sahabat seperti
dia, ada yang aneh ketika melihatnya berbuat demikian. Sydney memang
kota bebas bagi gay, tapi tidak buat aku. Aku melupakan semua kebaikan
yang pernah dia berikan padaku, jijik rasanya aku melihat monster itu
hidup bersamaku selama ini. Aku tau Fernando melihatku memergokinya
saat itu, ia panik dan meminta maaf karena selama ini tidak jujur dengan
statusnya, hal terakhir yang kudengar dari mulutnya adalah
“
Aku mungkin gay, tapi aku bukanlah monster yang ada disampingmu selama
ini. Bagiku siapapun boleh menganggap aku manusia hina tapi janganlah
kau sahabatku, karena kaulah satu-satunya sahabat dalam hidupku yang
yatim piatu tanpa siapapun”
Aku tidak tergoda oleh kalimat itu
walau terasa menyedihkan, kutinggalkan Sydney saat itu juga dengan
membawa Angel pindah ke Perth. Aku tau Angel ingin menyarankan aku untuk
menerima kenyataan tapi hatiku membeku dan tidak sudi memiliki sahabat
gay dan menjijikan seperti dia. Sejak saat itu aku tidak pernah
melihatnya seperti yang aku katakan sebelumnya kami kembali bertemu saat
aku sedang berbulan madu bersama istriku tepatnya 3 tahun setelah kami
berpacaran di sebuah restaurant mewah ketika Fernando mulai menjadi koki
di restaurant itu.
Aku sadar, saat ini terakhir aku berjumpa
dengannya, karena aku akan kembali ke Jakarta. Saran istriku padaku
untuk setidaknya mengucapkan kata perpisahan dengannya, aku turuti, aku
pun mengundangnya minum kopi bersama sebagai sahabat lama walaupun
dihatiku tidak pernah mau memaafkan statusnya sebagai gay. Kami bicara
seadanya tentang hidup kami , dia mengucapkan selamat atas pernikahan
kami. Dan kami pun berpisah, ketika pulang aku tidak mengingat semuanya
selain sebuah mobil menabrakku dan aku pun koma hingga tidak sempat
mengingat Fernando.
Istriku kembali, dengan wajah sedikit senduh dia duduk disampingku.
“ Sayang, sebenarnya apa yang kamu pikirkan tentang foto itu”
“ Tidak ada selain pertanyaan kemana Fernando saat ini?”
Istriku menunduk sambil berkata “ Dia ada disini..”. Aku menjadi bingung,
“ Maksudmu apa?”
“ Fernando tidak akan pernah ada di dunia ini lagi, tapi dia akan
selalu ada di sini, tepatnya di jantung yang kamu miliki saat ini.”
“ Aku tidak mengerti maksudmu?”
Istriku menangis sambil bercerita, disaat-saat terakhir usai kecelakaan
terjadi. Orang yang membawaku ke rumah sakit adalah Fernando, Dokter
mengatakan bahwa jantungku sudah tidak berfungsi. Aku hanya memiliki
waktu sedikit untuk tetap hidup dan Dokter menyarankan Fernando mencari
donor jantung. Istriku Angel begitu terkejut dengan berita kecelakaan
itu, ia menangis disamping Fernando. Tidak mungkin mencari jantung yang
tepat dalam waktu saat kondisi kritis seperti ini.
” Fernando,
sebentar lagi Anthony akan menjadi seorang ayah, aku tidak lagi sanggup
hidup bila bayi dalam kandunganku ini tidak memiliki ayah..” ujar Angel.
Fernando tersenyum dan berkata
“ Percayalah kalau Athony ( namaku) akan tetap hidup disamping kamu untuk selamanya”
Itu lah kata-kata terakhir dari istriku, Fernando mendekat pada Dokter
dan berkata ia mau mendonorkan jantungnya padaku. Dokter terang saja
menolak keinginan Fernado karena tidak ada hukum yang mengizinkan orang
sehat untuk berbuat demikian. Fernando tidak putus asa, baginya hidupnya
yang sebatang kara tidak akan memiliki masa depan terlebih tak akan ada
seorang pun yang peduli padanya. Ia dengar kalau hanya orang yang
sekarat boleh mendonorkan dirinya, sahabatku melakukan tindakan bodoh.
Sesaat sebelum kematiannya ia menelepon Dokter dan mengatakan bahwa
seseorang donor yang bersedia menyumbangkan jantungnya. Dokter bertanya
siapa orang itu ! dengan tersenyum dibalik telepon Fernando berkata “
Saya menunggu anda di belakang rumah sakit, jantung ini hanya bisa
bertahan selama beberapa saat, saya mohon Dokter kemarilah dalam waktu
10 menit.” Dengan berani Fernando menabrakan dirinya pada sebuah truk
yang lewat, dia mengorbankan dirinya untuk menjadi donor dalam keadan
sekarat.
Angel menerima kabar itu usai operasiku berjalan
lancar saat itu ia hendak bertanya sosok donor yang menyumbangkan
jantungnya dan berpikir untuk mengucapkan terima kasih pada keluarga,
Dokter mengatakan sang donor adalah Fernando. Angel tidak mungkin
mengatakan kejadian itu padaku, ia hanya ingin menunggu saat yang tepat
dan saat inilah aku tau. Aku hanya bisa menangis diatas makam sahabatku.
Ntah betapa bodohnya aku tidak pernah mengerti arti sahabat dalam
kehidupanku. Kalau saja saat itu aku memaafkan apa yang terjadi mungkin
tidak akan ada penyesalan dalam hidupku.
“ Dia sahabat yang
tidak hanya menolong hidupku satu kali tapi dua kali, bukanlah dia yang
seharusnya meminta maaf tapi akulah yang meminta maaf tidak pernah
mengerti betapa dia adalah sahabat sejati dalam hidupku, aku terlalu
egois mengatakan bahwa dia gay dan dia adalah petaka dalam hidupku.
Mungkin kata dia terakhir padaku tidak akan pernah terlupa dalam
ingatanku, ia memang gay tapi ia bukanlah monster yang akan mencintai
sahabatnya sendiri.”
Aku tidak akan pernah melupakan hal ini,
walaupun hidupku berjalan dengan waktu, semoga kisahku tidak membuat
kalian menjadi seperti aku. Ingatlah sahabat itu hadir dalam hidup kita
tanpa pernah kita sadari bahwa sejatinya tidak ada manusia yang sempurna
dalam hidup ini. anakku terlahir beberapa bulan kemudian dan untuk
mengenang sahabatku, kuberikan nama Fernando padanya.
Gay,
lesbi , pria buta, wanita bisu mereka adalah manusia yang memiliki hati
untuk mencintai dan kasih dalam persahabatan. Setidaknya kita menyadari
saat ini sebelum terlambat.
Jangan lihat sisi NEGATIF nya, lihat sisi POSITIF nya dari cerita ini, lihat HIKMAH nya dari cerita ini. Senajis-najisnya orang, sejijik-jijiknya orang, sehina-hinanya orang, mereka juga MANUSIA, mereka juga punya HATI, mereka juga punya yang namanya PERASAAN. ingat!! MEREKA (orang2 GAY) JUGA CIPTAAN TUHAN. Silahkan tinggalkan komentar anda tentang artikel "Kisah Persahabatan Yang Indah".Terima kasih telah mampir ke blog saya, see u next time ^,^